IMPLEMENTASI P5 DENGAN MENERAPKAN KEGIATAN KETARUNAAN KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA
IMPLEMENTASI P5 DENGAN MENERAPKAN KEGIATAN KETARUNAAN KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA
Oleh: Karunia Dedi Purnama, S.Pd
Kurikulum merdeka diterapkan sebagai upaya pengendalian krisis pembelajaran loss learning akibat dari pandemi Covid-19. Kegiatan P5 yang dilakukan sebagai penerapan kurikulum merdeka dapat memberikan pengalaman dan proses pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa. Karena pada pelaksanaannya, siswa dituntut untuk berdiskusi dengan teman-teman, membuat suatu barang atau acara mengenai projek dan melatih siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah untuk mendapatkan hasil yang baik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan P5 sebagai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila di suatu sekolah dan dampak dari penerapannya terhadap siswa.
P5 sudah diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga sejak tahun 2021 maka dapat dikatakan kelas X, XI, dan XII sedang berlangsung kegiatan P5. Penulis memfokuskan pada kegiatan P5 kelas XII fase F dengan tema “kebekerjaan”. Tema keberkerjaan adalah topik yang sering dibahas dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK adalah salah satu jenjang pendidikan menengah di Indonesia yang secara khusus menekankan pendidikan kejuruan dan persiapan siswa untuk masuk ke dunia kerja. Implementasi pelajar Pancasila dengan keberkerjaan sangat penting untuk membangun karakter dan moralitas yang baik pada generasi muda, serta memperkuat fondasi bangsa Indonesia.
Profil Pelajar Pancasila salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan yang mengutamakan pembentukan karakter. Profil pelajar Pancasila diterapkan pada satuan pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA/K (Lubaba & Alfiansyah, 2022).
Menurut Thomas Lickona (dalam Purnawanto, 2021) Pendidikan karakter mengutamakan pentingnya tiga aspek karakter yang baik, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perbuatan moral. Hal ini diharuskan agar pelajar mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan.
Kurikulum merdeka menjadi kurikulum yang paling optimal dalam mengembangkan karakter peserta didiknya melalui pengembangan profil pelajar pancasila. Dimana pada pengembangan profil pelajar pancasila ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbasis proyek. ( Andriyani Safitri, 2022).
Dalam kaitan ini, untuk membentuk profil pelajar pancasila kelas XII dengan tema kebekerjaan sekolah memilih kegiatan ketarunaan. Ketarunaan merupakan salah satu budaya yang dapat diterapkan di perguruan tinggi atau sekolah, lebih tepatnya Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan (SMA/SMK) karena usia yang dinilai sudah cukup matang. Ketarunaan merupakan suatu sistem pendidikan yang menerapkan prinsip militer dengan tujuan membentuk karakter peserta didik, akan tetapi penerapan prinsip bukanlah prinsip murni militer. Tujuannya adalah untuk menanamkan karakter, khususnya karakter kedisiplinan dan pembentukan kepribadian yang baik pada peserta didik. Pelaksanaannya mampu mencegah dan mengatasi penyimpangan pada kepribadian anak sehingga anak dapat berkembang dengan baik
Ketarunaan salah satu faktor penting yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ketarunaan penting dalam menghadapi dunia kerja:
Pengembangan komunikasi: Ketarunaan membantu individu mengembangkan kemampuan komunikasi dengan orang lain, baik dalam ruang kelas maupun di luar ruang kelas Dengan menginteraksi dengan berbagai pihak, ketarunaan membantu siswa menghasilkan keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi efektif dan kolaborasi dalam dunia kerja.
Meningkatkan keterampilan kritis: Ketarunaan mencultivate keterampilan kritis pada siswa, yang penting untuk menghadapi tantangan dalam dunia kerja. Dengan mengkritik tentang berbagai topik, ketarunaan membantu siswa mengembangkan penghargaan kritis terhadap informasi dan pendapat yang mereka temui.
Meningkatkan kesadaran sosial: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan sosial yang mungkin mereka temui selama bekerja , baik untuk urusan agama, budaya, dan latar belakang. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial yang diperlukan untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda.
Meningkatkan kesadaran kelestarian: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan kelestarian yang mungkin mereka temui saat bekerja sama dengan orang lain. Dengan mengembangkan kesadaran kelestarian, siswa dapat bekerja sama dengan orang-orang berbeda dan mencapai tujuan yang umum.
Meningkatkan kesadaran moral: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan moral yang mungkin mereka temui saat menghadapi keputusan atau situasi etis. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran moral yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.
Meningkatkan kesadaran kreatif: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan kreatif yang mungkin mereka temui saat menghadapi tugas atau proyek yang memerlukan inovasi. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran kreatif yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.
Meningkatkan kesadaran lingkungan: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan lingkungan yang mungkin mereka temui saat bekerja sama dengan orang-orang berbeda. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran lingkungan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.
Meningkatkan kesadaran budaya: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan budaya yang mungkin mereka temui saat bekerja sama dengan orang-orang berbeda. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran budaya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.
Meningkatkan kesadaran agama: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan agama yang mungkin mereka temui saat bekerja sama dengan orang-orang berbeda. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran agama yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.
Meningkatkan kesadaran ekonomi: Ketarunaan membantu siswa menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin mereka temui saat bekerja sama dengan orang-orang berbeda. Dengan menghadapi berbagai perspektif dan pendapat, ketarunaan membantu siswa mengembangkan kesadaran ekonomi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Dari semua alasan di atas, ketarunaan penting untuk menghadapi dunia kerja karena ia membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan dan kesadaran yang diperlukan untuk berkolaborasi.
Adapun hambatannya dalam implementasi P5 pada kegiatan ketarunaan, kepala sekolah(Ibu Suharti, S.Ag,. M.M.) mengungkapkan bahwa. “Semua guru harus berkomitmen dan bekerjasama untuk mematuhi aturan yang ada di sekolah agar peserta didik mencontoh kedisiplinan yang diterapkan. Peserta didik yang kurang dibina maka perlu ada perlakuan khusus dalam keseharian, serta kerjasama antara guru dan orangtua peserta didik. Kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam menerapkan P5 melalui kegiatan ketarunaan dari aspek peserta didik, guru, sarana prasarana, serta orangtua peserta didik yang belum mampu berkomitmen. Model pelatihan ketarunaan berupaya membentuk dasar mental yang kuat dan gigih kepada peserta didik dalam memperjuangkan cita-cita. Cara ini cukup ampuh dalam membantu menumbuhkan mental dan disiplin peserta didik serta mengajarkan bersikap sesuai dengan etika yang berlaku”.
Dalam kesimpulannya, implementasi pelajar Pancasila dengan keberkerjaan sangat penting untuk membangun karakter dan moralitas yang baik pada generasi muda, serta memperkuat fondasi bangsa Indonesia. Pelajar yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, serta siap untuk memasuki dunia kerja. Namun, implementasi ini juga menghadapi tantangan dan hambatan, seperti kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang prinsip-prinsip Pancasila di kalangan pelajar dan lingkungan kerja yang tidak mendukung. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip-prinsip Pancasila di kalangan pelajar, serta memperkuat implementasi prinsip-prinsip Pancasila dalam lingkungan kerja.
Penulis adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, Kabupaten Purbalingga
Bagikan ke :
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PENERAPAN METODE PBL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN DASAR – DASAR TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI MATERI PERAKITAN KOMPUTER KELAS X TJKT
PENERAPAN METODE PBL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN DASAR – DASAR TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI MATERI PERAKITAN KOMPUTER KE
EFEKTIVITAS MODEL PBL TERHADAP PROYEK HASIL BELAJAR IPAS
EFEKTIVITAS MODEL PBL TERHADAP PROYEK HASIL BELAJAR IPAS Oleh : Desti Setyani, S.Pd Proyek IPAS suatu istilah yang muncul ketika kurikulum merdeka. Proyek IPAS m
Penerapan Modifikasi Bola Pasir untuk Alat Peraga Tolak Peluru
Penerapan Modifikasi Bola Pasir untuk Alat Peraga Tolak Peluru Oleh : Eko Tri Utomo, S.Pd Penerapan modifikasi bola pasir untuk alat peraga tolak peluru telah menjadi
Menanamkan Karakter Peserta Didik melalui Novel “Guru Aini” Karya Andrea Hirata
Menanamkan Karakter Peserta Didik melalui Novel “Guru Aini” Karya Andrea Hirata Oleh : Esa Apriaditya, S.Pd Pendidikan karakter dalam pembelajaran